PENGALAMAN MENYUSURI GUILIN

Hari pertama tiba di Guilin, kami menyusuri sungai Lijiang yang biasa disebut dengan Li River  menggunakan kapal pesiar bertingkat dua. Di lantai dua kita bisa mengambil foto dengan latar belakang gunung dan bukit-bukit menjulang. Ada tiga bukit yang terkenal disini yaitu Moon Hill, Mural Hill dan Schoolboy Hill. Namun sayang sekali, cuaca mendung dan berkabut ketika kami menyusuri Sungai Lijiang pada waktu itu.

Untuk menyusuri Li River dapat dilakukan 2 cara yaitu dengan menggunakan rakit atau kapal. Bila dengan rakit seharga sekitar 180 Yuan dan dengan kapal seharga 500 Yuan. Dari bagian atas kapal kita bisa menyaksikan pemandangan sepanjang Li River bila udara cerah dan tidak hujan. Diatas kapal juga disediakan makan siang dan makanan kecil. Harga beraneka ragam, tergantung paket yang kita ambil.


IMG_2601
Kapal yang menyusuri Li River. 
Kalau saya perhatikan, pemandangan di sepanjang Li River menyerupai lukisan-lukisan China yang sering saya lihat.

Menurut cerita, konon Guilin merupakan dasar laut. Perubahan alam yang menyebabkan banyaknya peninggalan gunung-gunung batu Karst. Secara geografis, China Selatan merupakan daerah Karst utama di dunia dan Guilin merupakan yang paling khas karena berbentuk sebuah teluk sejak beberapa ratus tahun yang lalu.

Setting bukit-bukit lancip berwarna hijau dan sebagian tertutup kabut dengan sungai lebar yang mengalir dibawahnya, disertai pemandangan batu Karst yang berwarna putih kecoklatan, benar-benar nyata dan bukan sekadar imajinasi seniman-seniman China. Ternyata seniman-seniman China banyak yang terinspirasi dengan keindahan Guilin dan menuangkannya dalam lukisan.

Perjalanan tur dengan kapal dimulai dari dermaga Zhujiang yang terletak sekitar 23 Km di Selatan dari pusat kota Guilin. Kami akan menyusuri sungai sejauh 83 Km menuju Yangshuo, yang merupakan kota kecil di bagian Selatan Guilin.  Perjalanan kira-kira ditempuh selama 3 jam. Sejak dari dermaga, kita akan disuguhi pemandangan bukit-bukit Karst yang diberi nama sesuai dengan bentuknya. Ada bukit yang berbentuk seperti ibu menggendong anaknya, bukit yang berbentuk seperti Unta, Kepala Kerbau, Mahkota dan menyerupai topi.

Setelah turun dari kapal menyusuri Li River, kita akan menelusuri sebuah kota kecil yang bernama Yangshuo. Kota ini walaupun kecil nyaris tidak pernah tidur, ramai dan banyak wisatawan asing melancong disini, terutama wisatawan-wisatawan backpacker. Daerah ini merupakan tempat favorit bagi para backpacker.


IMG_2631
Deretan gunung batu karst yang menakjubkan. 
Di satu sisi, budaya China masih melekat kuat, namun banyak terdapat Bar dan Pub-Pub tempat nongkrong para backpacker. Banyak bangunan dua lantai disini. Biasanya lantai pertama untuk berdagang atau sebagai restaurant dan lantai kedua untuk penginapan backpacker. Di Yangshuo curah hujan tergolong tinggi. Walaupun China sedang mengalami musim panas, di kota ini bisa turun hujan setiap hari.

Walaupun kota ini banyak turis melancong dan tinggal untuk jangka waktu cukup lama, ternyata tidak terdapat Money Changer sama sekali di sepanjang jalan dan sisi kota tersebut. Lebih baik menyiapkan mata uang Yuan Karena membawa dollar Amerika atau mata uang lainnya sangat menyulitkan kita disana.

Saya mencoba mencari Money Changer dan berjalan hampir 2 Km, namun tidak terdapat Money Changer. Akhirnya saya menemukan Bank of China. Tapi untuk menukar uang disana harus memperlihatkan paspor. Tidak hanya di Guilin, di kota-kota lain di China menukar uang di Bank juga harus menunjukkan paspor. Bahkan, bila menukar uang di Bandara akan dikenakan charge dalam jumlah yang cukup besar.

Salah satu spot menarik di Yangshuo adalah West Street. Disini kita bisa menikmati Yangshuo secara maksimal. Jarang terdapat polusi udara karena kendaraan bermotor dilarang lewat. Mereka hanya memperbolehkan pejalan kaki dan sepeda. Banyak bangunan-bangunan China tradisional dilestarikan berpadu dengan bangunan-bangunan modern bergaya barat dengan latar belakang pemandangan bukit-bukit lancip dan pepohonan rindang. Kita bisa duduk santai dibawah pohon rindang sambil menikmati pemandangan sekitar bila tidak ingin jalan-jalan atau berbelanja. Selain itu, bila kita ingin berbelanja, banyak toko-toko yang menjual souvenir,T-Shirt, lukisan, tas, jaket, aksesoris dan masih banyak lagi.


IMG_2687
West Street di Yangshuo yang sering turun hujan. 
Salah satu souvenir yang menjadi khas Guilin dan tidak ada di kota-kota lainnya adalah Bola Cinta. Konon, ada seorang Gadis dari Dusun Liuzhou yang bernama Liu Sanjie. Ia cantik dan pandai bernyanyi. Ia selalu menyanyi saat bekerja di ladangnya. Suatu hari, Liu berniat ke Yangshuo naik rakit dan tinggal disana. Ia membuat bola cinta dan memberikan pada pemuda yang dicintainya.
Kemudian mereka hidup berbahagia sampai selamanya. Maka, banyak souvenir Bola Cinta dijual di Guilin. Souvenir ini terbuat dari kain berbentuk bulat berwarna-warni dan berhiaskan ornamen-ornamen China. Menurut mitos, Bola Cinta ini harus diberikan pada orang yang kita cintai biar hubungan kita langgeng dan awet.

Barang-barang lain yang dipajang di toko cukup menarik. Namun hati-hati dalam berbelanja dan menawar barang. Bila hanya ingin melihat-lihat dan tidak berniat membeli, sebaiknya jangan coba menawar. Biasanya, mereka memasang harga lumayan tinggi. Sebaiknya kita menawar minimal setengahnya. Namun, bila mereka sudah bersedia menurunkan harga sesuai yang kita inginkan tapi ternyata kita tidak jadi beli, biasanya mereka menjadi marah dan memaki-maki orang yang tidak jadi membeli. Uang palsu juga banyak beredar. Bila menerima uang kembalian, kita harus berhati-hati, terutama uang kertas. Telitilah keaslian uang kertas yang kita terima.

Comments

  1. Salam, boleh tahu bagaimana booking untuk naik cruise? Adakah through agent? Boleh share details agent? Tq

    ReplyDelete
  2. Di hotel sudah ada tersedia di bagian tourism centernya..saya inap di tailian hotel..

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

MASA TERBAIK UNTUK MELANCONG KE GUILIN

GUILIN, SYURGA DI CHINA SELATAN YANG MENAKJUBKAN